Rabu, 17 Maret 2010

struktur & sifat serat sutera


Sutera adalah serat yang diperoleh dari jenis serangga yang disebut Lepidoptera. Serat sutera berbentuk filament, dihasilkan oleh larva ulat sutera waktu membentuk kepompong. Spesies utama dari ulat sutera yang dipelihara untuk menghasilkan sutera adalah bombix mori.

Pemeliharaan ulat sutera dimulai di negeri China., kemudian menyebar ke Jepang, Asia Tengah, Asia Timur dan Eropa. Pada saat ini, Negara utama penghasil sutera adalah Jepang, China, Italia dan Perancis.

Proses Produksi


Proses produksi sutera dapat dibagi atas dua tahap yaitu :

1.
Pembibitan
2.
Penggulungan sutera


Struktur Serat

  • Serat sutera mentah mempunyai komposisi sebagai berikut :
  • Fibrovin (serat) : 76%
  • Serisin (perekat) : 22%
  • Lilin : 1,5%
  • Garam-garam mineral : 0,5%



Fibrovin adalah protein yang tidak mengandung belerang, tidak larut didalam alkali lemah dan sabun.

Serisin adalah protein yang tidak mengandung belerang, dan merupakan protein Albumin yang tidak larut dalam air dingin, tetapi menjadi lunak didalam air panas, dan larut dalam alkali lemak atau sabun. Serisin menyebabkan serat sutera mentah, pegangannya kaku dan kasar, dan merupakan pelindung serat selama pengerjaan mekanik. Supaya kain sutera menjadi lembut, berkilau dan dapat dicelup, serisin harus dihilangkan, biasanya dengan pemasakan didalam larutan sabun. Dalam pemasakan ini, lilin dan garam-garam mineral juga ikut hilang.

* Sifat Fisika

Kekuatan serat sutera dalam keadaan kering 4-4,5 g/d dengan mulur 20-25%, dan dalam keadaan basah 3,5-4,0 g/d dengan mulur 25-30%. Serat sutera dapat kembali ke panjang semula setelah mulur 4%, tetapi kalau mulurnya lebih dari 4%, pemulihannya lambat dan tidak kembali ke panjang semula.

Sifat khusus dari sutera adalah bunyi germerisik (scroop) yang timbul, apabila serat saling bergeseran. Sifat ini bukan pembawa sutera, tetapi merupakan hasil pengerjaan dengan larutan asam encer, yang mekanismenya belum diketahui.


Untuk mengimbangi hilangnya berat dari serisin, maka sutera diberati dengan cara merendamnya didalam larutan garam-garam timah dalam asam. Pemberatan ini juga mengembalikan sifat peregangan dan sifat menggantung dari sutera, tetapi akan mengurangi kekuatannya dan akan mempercepat kerusakan karena sinar matahari.

* Sifat Kimia

Sutera tidak dirusak oleh larutan asam encer hangat, tetapi larut dan akan dirusak oleh asam kuat. Disbanding dengan wol, sutera kurang tahan asam tetapi lebih tahan alkali meskipun dalam konsentrasi rendah. Pada suhu tinggi akan terjadi kemunduran pada kekuatannya. Sutera tahan terhadap semua pelarut organic, tetapi larut didalam kuproamonium hidroksida dan kuprietilena diamida.

Sutera kurang tahan terhadap zat-zat oksidator umpama kaporit dan simar matahari, tetapi lebih tahan terhadap serangan secara biologi dibandingkan dengan serat-serat alam yang lain.